Nganjuk, tivi7news.com – Sya’ban, bulan kedelapan dalam penanggalan hijriah, terletak di antara dua bulan besar dalam kalender Islam, yaitu Rajab dan Ramadhan. Bulan ini memiliki signifikansi penting bagi umat Islam karena terdapat sejumlah peristiwa bersejarah yang terjadi di dalamnya. Lembaga Falakiyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LF PBNU) telah menginformasikan bahwa awal Sya’ban 1445 H jatuh pada Ahad (11/2/2024).
Berikut adalah tiga peristiwa penting yang terjadi dalam bulan Sya’ban yang perlu diketahui:
- Perpindahan Arah Kiblat
Di bulan Sya’ban, terjadi peristiwa perubahan arah kiblat bagi umat Islam. Sebelumnya, umat Islam melaksanakan shalat dengan menghadap ke Baitul Maqdis dan membelakangi Ka’bah. Namun, dalam bulan Sya’ban, arah kiblat tersebut berganti menjadi menghadap Ka’bah di Makkah. Hal ini merupakan perubahan signifikan, di mana sebelumnya umat Islam telah menghadap Baitul Maqdis selama 16 bulan sebelum akhirnya arah shalat mereka ditetapkan menghadap Makkah pada bulan ini.
Peristiwa perpindahan arah kiblat ini merupakan momen yang sangat dinantikan oleh Nabi Muhammad saw. Pada saat itu, umat Islam sering diejek oleh orang Yahudi karena beribadah menghadap arah yang sama seperti mereka.
- Diangkatnya Buku Catatan Amal Manusia ke Langit
Dalam bulan Sya’ban, semua perbuatan manusia dipertontonkan kepada Allah SWT, meskipun Dia Maha Mengetahui segala hal, baik yang gaib maupun nyata. Allah SWT adalah Maha Pengasih dan Maha Penyayang.
Tidak ada yang tersembunyi dari pengetahuan Allah SWT. Setiap daun yang gugur dari pohon pada malam hari, telah diizinkan oleh-Nya. Tidak ada satu biji pun yang basah atau kering di kegelapan malam, kecuali sudah tertulis dengan jelas dalam kitab Allah.
Namun, diangkatnya catatan amal manusia ke langit merupakan bentuk kekuasaan dan keagungan Allah SWT, serta bukti bahwa perbuatan manusia akan ditampilkan di hadapan Malaikat di alam arwah. Ini juga menunjukkan rahasia yang tersirat dalam hikmah penciptaan manusia sebagai khalifah di dunia, yaitu untuk menjalankan kewajibannya sebagai hamba, sebagaimana yang dijelaskan dalam firman Allah SWT.
“Aku tidak menciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah kepadaku.” (Ad-Dzariyat: 56)
Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan dari Usamah bin Zaid, disebutkan: “Wahai Rasulullah! Aku tidak pernah melihatmu berpuasa di satu bulan, seperti yang telah engkau lakukan di bulan Sya’ban?” Rasulullah menjawab, “Bulan itu adalah bulan yang banyak orang lupakan, di antara Rajab dan Ramadhan. Di bulan tersebut, amal perbuatan diangkat kepada Tuhan seluruh alam, dan aku senang akan amalku diangkat sedangkan aku sedang berpuasa.”
- Ditentukannya Umur Manusia
Di bulan ini, ditentukannya umur manusia, yang menunjukkan bahwa waktu dan tempat tidak membatasi kekuasaan Allah. “Tiada sesuatu pun yang menyerupai-Nya dan Dia adalah yang Maha Mendengar lagi Mengetahui.”
Dalam sebuah hadits dari Aisyah, Rasulullah berpuasa penuh di bulan Sya’ban. Aisyah bertanya, “Wahai Rasulullah! Apakah puasa yang paling disukai oleh Allah adalah puasa di bulan Sya’ban?” Beliau menjawab, “Sesungguhnya Allah telah menulis bahwa seseorang akan meninggal di tahun itu, dan aku senang jika ajalku datang ketika aku sedang berpuasa.” Maka beliau memperbanyak puasa di bulan ini.
- Malam Nisfu Sya’ban
Ketika Rasulullah bangun dari sujud dan selesai shalatnya, beliau bersabda: “Wahai Aisyah! Apakah kamu mengira bahwa aku telah melupakanmu?” Aisyah menjawab, “Demi Allah, tidak wahai Rasulullah, tetapi aku kira kamu telah bertemu dengan ajalmu karena sujudmu yang panjang.”
Rasulullah bertanya, “Tahukah kamu malam apa ini?” Aisyah menjawab, “Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui.” Rasulullah bersabda, “Malam ini adalah malam Nisfu Sya’ban. Allah mencari hamba-Nya yang meminta ampunan, dan orang yang meminta ampunan akan diampuni. Dia juga memberi rahmat kepada orang yang meminta rahmat, dan meninggalkan orang yang iri dan dengki.”
Empat peristiwa ini adalah yang paling penting dalam bulan Sya’ban. Karena itu, bulan ini menjadi mulia dan diagungkan oleh Allah SWT. Sangat dianjurkan bagi seorang mukmin untuk mengisi hari-hari bulan Sya’ban dengan ibadah dan amal shaleh, terutama di malam Nisfu Sya’ban.