Pelajaran Kepemimpinan dari Retreat Kabinet, Menjadi Pemimpin yang Melayani

Pelajaran Kepemimpinan dari Retreat Kabinet, Menjadi Pemimpin yang Melayani. Foto Tivi7news.com/ilustrasi

Nganjuk, tivi7news.com- Kabinet Merah Putih baru saja menyelesaikan kegiatan retreat di Akademi Militer (Akmil) Magelang, Jawa Tengah. Para pejabat yang hadir berbagi pengalaman dan kesan mereka selama acara ini.

Retreat dimulai pada Jumat, 25 Oktober 2024, dan dihadiri oleh Presiden Prabowo Subianto, Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka, serta seluruh anggota kabinet, termasuk menteri, wakil menteri, kepala lembaga, penasihat presiden, dan utusan khusus presiden.

Bacaan Lainnya

Acara berakhir pada Minggu, 26 Oktober 2024. Wakil Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Veronica Tan, menyampaikan pandangannya setelah tiga hari mengikuti retreat. Ia menekankan pentingnya pemimpin yang melayani dan memprioritaskan kepentingan rakyat. Menurutnya, Presiden Prabowo menekankan kepada seluruh jajarannya untuk berfokus pada kesejahteraan masyarakat.

“Seorang pemimpin harus melayani dan mengutamakan kepentingan rakyat. Itu yang menjadi dasar kerja kita,” ungkap Veronica setelah acara.

Selama retreat, Veronica juga mengikuti kegiatan fisik seperti baris-berbaris dan gerak jalan, yang menurutnya sangat bermanfaat untuk membangun disiplin.

“Sederhana, tapi ini penting. Kita belajar hidup sehat dan disiplin, yang sangat diperlukan dalam menjalankan tugas,” tambahnya.

Utusan Khusus Presiden untuk Pembinaan Generasi Muda dan Pekerja Seni, Raffi Ahmad, juga berbagi pengalamannya. Ia merasakan sisi lain dari Prabowo, yang selama ini dikenal tegas. Menurut Raffi, Prabowo menunjukkan sisi humanis yang mengesankan selama retreat.

“Kita melihat humanisme Pak Prabowo yang luar biasa. Beliau memberi arahan dengan tegas, tetapi juga memperlakukan kita seperti keluarga,” kata Raffi.

Raffi menambahkan, Prabowo mampu menciptakan suasana yang akrab, di mana para peserta bisa tertawa sambil menerima instruksi yang serius.

Sementara itu, Wakil Menko Hukum, HAM, Imigrasi, dan Pemasyarakatan, Otto Hasibuan, mengungkapkan bahwa meskipun merasa lelah, pengalaman kebersamaan yang terjalin sangat berharga. Ia menilai retreat ini memperkuat kerja sama antar anggota kabinet.

“Kesan yang kita dapat sangat luar biasa. Meskipun capek, manfaat yang didapatkan jauh lebih besar, terutama dalam membangun tim yang solid,” jelas Otto.

Otto mengungkapkan bahwa para peserta hanya tidur 2 hingga 3 jam, namun tetap semangat. “Tidak ada satu pun yang mengantuk. Semua menikmati pengalaman ini,” ujarnya.

Setiap pagi, mereka dibangunkan dengan sirene dan lonceng untuk makan. Waktu makan pun dibatasi, yang membuat mereka harus cepat. “Ada yang bercanda, ‘Kalau terlambat, jangan kunyah, langsung telan saja’. Namun, ini semua mengajarkan kita untuk tepat waktu,” katanya.

Otto menekankan bahwa selama retreat, tidak ada peserta yang terlambat. “Semua hadir tepat waktu. Ini sangat penting untuk jajaran pemerintah,” tutupnya.

Pos terkait