Khofifah Temui Pedagang Pasar Tradisional Nganjuk, Soroti Potensi Ekonomi Lokal dan Konektivitas Antar Daerah

Khofifah Temui Pedagang Pasar Tradisional Nganjuk, Soroti Potensi Ekonomi Lokal dan Konektivitas Antar Daerah. Foto Tivi7news.com/ilustrasi

Nganjuk, tivi7news.com- Pada Senin, 5 November 2024, Khofifah Indar Parawansa, yang saat ini merupakan bakal calon gubernur Jawa Timur, melakukan kunjungan ke sejumlah pasar tradisional di Kabupaten Nganjuk. Salah satu pasar yang dikunjungi adalah Pasar Bawang Merah Sukomoro. Kunjungan ini tidak hanya dimaksudkan sebagai bagian dari rangkaian kampanye, tetapi juga sebagai kesempatan untuk lebih dekat dengan masyarakat serta mendengarkan langsung kebutuhan mereka.

Dalam kunjungan tersebut, Khofifah tidak hanya sekadar mengunjungi pasar, tetapi juga terlibat langsung dalam kegiatan transaksi dengan membeli beberapa komoditas pangan dari pedagang setempat. Beberapa barang yang dibeli Khofifah antara lain bawang merah, kol (kubis), serta berbagai jenis sayur-mayur lainnya. Dalam kesempatan ini, Khofifah mengungkapkan kekagumannya terhadap potensi ekonomi yang dimiliki oleh pasar tradisional di Nganjuk, khususnya Pasar Bawang Merah Sukomoro.

Bacaan Lainnya

Menurut Khofifah, pasar-pasar tradisional seperti Pasar Berbek, Pasar Induk Nganjuk, serta kawasan penghasil bawang merah di Sukomoro, memiliki potensi yang sangat besar. Ia menyebutkan bahwa bawang merah yang dijual di pasar-pasar ini memiliki ukuran yang cukup besar dan banyak diminati oleh konsumen setia, salah satunya berasal dari daerah Probolinggo yang sudah lama menjadikan bawang merah Nganjuk sebagai favorit.

“Pasar Berbek dan Pasar Induk Nganjuk, serta kawasan sentra bawang merah di sini memiliki potensi yang luar biasa. Bawang merah yang dijual di sini memang besar-besar, dan menariknya, ada konsumen setia dari Probolinggo yang memang menggemari bawang merah dari Nganjuk,” ujar Khofifah dalam wawancaranya.

Selain itu, Khofifah juga menekankan pentingnya membangun konektivitas antar sentra ekonomi berbasis komoditas lokal. Ia memberikan contoh bagaimana bawang merah yang dihasilkan di Nganjuk dan Probolinggo bisa memenuhi permintaan pasar di Nusa Tenggara Barat (NTB), dan sebaliknya, bawang dari NTB juga mengalir ke pasar-pasar di Jawa Timur. Bagi Khofifah, menciptakan interkoneksi yang kuat antara daerah-daerah penghasil komoditas ini akan sangat mendukung pengembangan ekonomi lokal dan memperluas cakupan pasar.

“Membangun ekosistem ekonomi yang saling terhubung antar sentra-sentra bawang di berbagai daerah, seperti pengiriman bawang dari Nganjuk ke NTB, dan sebaliknya, akan memberikan kontribusi besar terhadap penguatan ekonomi daerah. Kita memiliki pasar yang sangat luas, dan pemanfaatan potensi lokal harus menjadi prioritas utama,” tutur Khofifah.

Khofifah juga menyoroti pentingnya pemahaman terhadap dinamika potensi lokal, terutama dalam mengantisipasi perubahan-perubahan yang dipengaruhi oleh faktor eksternal, seperti siklus iklim yang dapat memengaruhi harga bahan pangan, termasuk bawang merah dan cabai. Ia memprediksi bahwa dengan datangnya musim hujan, harga-harga bahan pangan seperti cabai dan bawang merah kemungkinan akan mengalami kenaikan. Oleh karena itu, ia menegaskan bahwa mengenali pola pasar dan memahami kebutuhan konsumen di setiap daerah menjadi hal yang sangat penting untuk menjaga stabilitas ekonomi.

“Indonesia memiliki pasar yang sangat besar. Oleh karena itu, membangun pertumbuhan ekonomi yang berfokus pada pemanfaatan potensi lokal adalah langkah yang sangat strategis. Mengenal pasar lokal akan sangat membantu kita dalam mengelola perubahan harga yang sering terjadi, terutama menjelang musim hujan,” ungkap Khofifah.

Melalui kunjungan ini, Khofifah berharap dapat menggali lebih dalam mengenai potensi dan kebutuhan yang dimiliki oleh setiap daerah di Jawa Timur. Ia berkomitmen untuk merumuskan kebijakan-kebijakan yang berpihak pada kesejahteraan masyarakat, khususnya dalam sektor ekonomi lokal. Dengan demikian, ia berharap dapat memberikan kontribusi positif bagi pembangunan ekonomi yang lebih inklusif dan berkelanjutan di provinsi tersebut.

Pos terkait