Nganjuk.tivi7news.com- Debat perdana calon Bupati (Cabup) dan calon Wakil Bupati (Cawabup) Kabupaten Nganjuk 2024 digelar di studio JTV Surabaya pada Rabu malam, 16 Oktober 2024. Tiga pasangan calon turut serta dalam debat ini, yaitu Cabup nomor urut 01 Muhammad Muhibbin, Cabup nomor urut 02 Ita Triwibawati, dan Cabup nomor urut 03 Marhaen Djumadi.
Dalam debat yang disiarkan secara langsung tersebut, para calon bupati memaparkan berbagai masalah yang masih dihadapi Kabupaten Nganjuk, terutama terkait pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat. Tugas-tugas besar yang belum terselesaikan oleh pemerintahan sebelumnya, termasuk permasalahan di bidang kesehatan dan kesejahteraan, masih menjadi pekerjaan rumah yang mendesak untuk diselesaikan.
Salah satu masalah utama yang disoroti adalah fasilitas kesehatan yang belum memadai. Di Nganjuk, dari total 284 desa dan 20 kelurahan, hanya tersedia 81 puskesmas pembantu (pustu), yang dinilai belum cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat setempat.
Selain itu, angka stunting yang disebabkan oleh gizi buruk pada balita juga menjadi isu krusial. Data terbaru menunjukkan lonjakan kasus stunting yang mencapai ribuan anak.
Cabup nomor urut 02, Ita Triwibawati, atau yang akrab disapa Bunda Ita, tampil percaya diri dalam memaparkan pengalamannya menangani kasus stunting di Nganjuk selama hampir satu dekade. Menurut Bunda Ita, saat ia masih berperan aktif dalam pemerintahan, angka stunting hanya ratusan, namun dalam beberapa tahun terakhir di bawah kepemimpinan Marhaen Djumadi (Cabup nomor urut 03), jumlahnya meningkat drastis.
Sebagai solusi, Bunda Ita menawarkan gerakan “1 kader 1 balita” yang telah terbukti efektif dalam menjaga asupan gizi balita sehingga mereka terhindar dari gizi buruk. Dia menekankan pentingnya pendekatan langsung dan spesifik untuk menekan angka stunting di wilayah tersebut.
Pada sesi berikutnya, terjadi perdebatan antara Bunda Ita dan Marhaen Djumadi terkait program “listrik masuk desa” yang diklaim sudah diatur melalui Peraturan Bupati (Perbup) tahun 2018. Namun, Bunda Ita mengungkapkan bahwa saat dirinya meninjau sawah di Kecamatan Tanjunganom, listrik untuk irigasi masih bergantung pada swadaya petani, tanpa dukungan penuh dari pemerintah.
Bunda Ita pun berjanji, jika terpilih menjadi Bupati Nganjuk, ia akan memperluas program “listrik masuk sawah” ke seluruh desa dengan dukungan penuh dari pemerintah daerah.
Bunda Ita juga mengkritisi minimnya pembahasan tentang pembangunan kawasan industri dalam program kedua calon lainnya, yakni Muhammad Muhibbin dan Marhaen Djumadi. Selain itu, ia menyoroti keberadaan Bendungan Semantok yang hingga kini belum memberikan manfaat maksimal bagi ribuan petani pengguna air di wilayah Nganjuk bagian utara.
Dalam visi-misinya yang dinamakan “Nganjuk Jayamrta”, Bunda Ita dan pasangannya, Zuli Rantauwati, telah menyusun berbagai solusi konkret untuk mengatasi masalah tersebut. Ia pun berjanji akan segera menuntaskan semua permasalahan mendasar yang ada di Kabupaten Nganjuk setelah dirinya dan Zuli terpilih.
“Kami akan bekerja cepat dan tepat untuk menyelesaikan semua masalah mendasar ini, Insya Allah setelah saya menjadi Bupati Nganjuk dan Mbak Zuli menjadi Wakil Bupati,” tegas Bunda Ita yang disambut sorak sorai dari pendukungnya di studio.
Antusiasme terhadap debat ini juga dirasakan di luar studio, di mana masyarakat dan relawan pendukung Bunda Ita-Mbak Zuli menggelar nonton bareng (nobar) di Warkop Mbah Bayan, Jalan Barito, Begadung, Nganjuk. Mereka menyaksikan debat secara live streaming dan merespons positif pemaparan program Bunda Ita.
Salah seorang warga, Suswanto dari Kelurahan Mangundikaran, menyatakan kekagumannya terhadap Bunda Ita yang dinilai fokus pada pokok persoalan dan menawarkan solusi yang nyata. Dia menyoroti pernyataan Bunda Ita soal stunting, yang menurutnya merupakan isu serius yang perlu penanganan tepat karena menyangkut masa depan generasi mendatang.
“Menurut saya, Bunda Ita bukan hanya pandai bicara, tapi juga langsung menawarkan solusi. Sebagai pemimpin dan juga seorang ibu, dia paling memahami bagaimana mengatasi masalah serius seperti stunting,” ujar Suswanto.