Nganjuk, tivi7news.com. – Pembangunan Sport Center Anjuk Ladang di Kabupaten Nganjuk mendapat sorotan dari warga dan Wakil Ketua Bidang Humas KONI Nganjuk. Pasca penyelesaian pembangunan, bangunan ini disoroti karena dianggap tidak layak dan diduga tidak sesuai dengan anggaran yang telah dialokasikan.
Pembangunan tersebut, yang menghabiskan dana fantastis senilai Rp 1.7 miliar, langsung mendapatkan kritik dari seorang warga. Warga tersebut menyatakan bahwa meskipun anggarannya besar, kondisi fisik bangunan terlihat kurang memuaskan dan tidak layak.
“Anggarannya besar tapi dindingnya sudah ada yang retak, apalagi pembangunan ini menggunakan sumber dana dari DBHCT apakah sudah tepat peruntukannya,” ungkap seorang warga bernama Hadi.
Wakil Ketua Bidang Kehumasan KONI Nganjuk, Bagus Jati Kusumo, turut menyuarakan pandangan kritisnya. Ia menyatakan adanya perbedaan yang signifikan antara anggaran yang telah dialokasikan dan hasil fisik dari pembangunan tersebut. Kekhawatiran masyarakat juga mencakup aspek transparansi dan akuntabilitas dalam penggunaan dana publik, mengingat pentingnya proyek ini bagi komunitas olahraga Nganjuk. Proyek senilai Rp 1,7 miliar tersebut dikerjakan oleh CV Abhipraya Konstruksi Nusantara dari Malang, Jawa Timur, yang berhasil memenangkan tender dari 35 peserta lainnya.
Berdasarkan informasi yang berhasil dihimpun tivi7news.com, proyek ini didanai oleh Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBHCHT), dengan jangka waktu pelaksanaan selama 75 hari kalender. Meskipun pagu anggarannya mencapai Rp 1.730.000.000, Bagus mencatat bahwa kondisi fisik bangunan Sport Center tidak sebanding dengan alokasi anggaran yang fantastis tersebut. Bangunan terlihat tidak teratur, fasilitas olahraga belum terpenuhi, ruangan masih kosong, dan sejumlah tembok terlihat retak.
“Anggarannya 1 miliar lebih, ini saya rasa tidak layak dan perlu ditanyakan agar publik tahu penggunaan anggarannya.” tegas Bagus.
Bagus menilai bahwa niat dan tujuan pembangunan tersebut sebenarnya baik, namun sangat disayangkan jika hasilnya tidak sesuai dengan standar yang diharapkan, terutama mengingat besarnya nilai anggaran yang dikeluarkan. Ia menekankan pentingnya melakukan audit terkait Sport Center ini guna memastikan transparansi dan akuntabilitas dalam penggunaan dana publik. Bagus juga mencatat bahwa keputusan memberikan proyek kepada perusahaan dari luar Kabupaten Nganjuk dianggap tidak adil, mengingat adanya banyak pihak lokal yang mampu melaksanakan proyek tersebut. (Ren)