Nganjuk, tivi7news.com- Hiperhidrosis adalah suatu kondisi medis di mana tubuh mengeluarkan keringat secara berlebihan, bahkan ketika tidak ada alasan jelas untuk itu, seperti suhu panas atau aktivitas fisik berat. Bagi penderita hiperhidrosis, kondisi ini bukan hanya sekadar masalah fisik; keringat berlebih dapat berdampak pada kesehatan mental, mengurangi rasa percaya diri, dan mempengaruhi kualitas hidup sehari-hari.
Pengertian Hiperhidrosis
Hiperhidrosis merupakan kondisi yang menyebabkan produksi keringat berlebih tanpa adanya pemicu tertentu. Penderita hiperhidrosis bisa mengalami keringat berlebih meskipun dalam cuaca yang sejuk atau ketika tidak melakukan aktivitas fisik yang signifikan. Biasanya, keringat berlebih ini muncul di area tertentu, seperti telapak tangan, telapak kaki, atau area wajah. Kondisi ini dapat mengakibatkan rasa tidak nyaman dan membuat pakaian cepat basah, sehingga mengganggu aktivitas sehari-hari dan menurunkan kualitas hidup penderitanya.
Gejala Hiperhidrosis
Penderita hiperhidrosis sering mengalami beberapa gejala berikut:
1. Telapak Tangan Basah: Keringat sering menggenangi telapak tangan.
2. Bau Badan: Peningkatan produksi keringat dapat memicu bau tidak sedap.
3. Keringat Menetes: Bulir-bulir keringat tampak jelas dan bisa mengalir deras.
4. Pakaian Cepat Basah: Pakaian mudah basah, bahkan di bagian tertentu seperti ketiak atau punggung.
5. Keringat Berlebih Saat Cuaca Sejuk: Keringat tetap keluar meski suhu sedang tidak panas.
6. Keringat Tanpa Aktivitas Berat: Keringat muncul tanpa perlu melakukan olahraga atau aktivitas fisik yang berat.
7. Infeksi Kulit: Area tubuh yang selalu lembap dapat menjadi tempat berkembangnya bakteri dan menyebabkan infeksi.
Penyebab Hiperhidrosis
Penyebab hiperhidrosis terbagi menjadi dua jenis utama: hiperhidrosis primer dan hiperhidrosis sekunder.
1. Hiperhidrosis Primer
Pada hiperhidrosis primer, penyebabnya sering kali bersifat genetik. Kondisi ini biasanya terjadi pada area tertentu seperti telapak tangan, telapak kaki, atau wajah. Meski penyebab pasti hiperhidrosis primer belum sepenuhnya dipahami, diyakini ada hubungan dengan faktor keturunan.
2. Hiperhidrosis Sekunder
Berbeda dengan hiperhidrosis primer, hiperhidrosis sekunder biasanya disebabkan oleh kondisi medis tertentu. Beberapa faktor penyebabnya meliputi penggunaan obat-obatan tertentu, menopause, kadar gula darah rendah, diabetes, kanker, infeksi seperti tuberkulosis, stroke, atau penyakit lainnya. Hiperhidrosis sekunder dapat menyebabkan keringat berlebih di seluruh tubuh, tidak hanya terbatas pada area tertentu.
Diagnosis Hiperhidrosis
Jika Anda merasa mengalami gejala-gejala hiperhidrosis, sangat penting untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut. Mendiagnosis hiperhidrosis sebaiknya tidak dilakukan secara mandiri. Sebaiknya berkonsultasi dengan tenaga medis, yang akan melakukan pemeriksaan fisik serta mungkin meminta Anda menjalani beberapa tes tambahan di rumah sakit untuk memastikan diagnosis dan menemukan penyebabnya.
Pencegahan dan Pengelolaan Hiperhidrosis
Salah satu cara untuk mengendalikan produksi keringat berlebih adalah dengan menggunakan “antiperspirant”. Berbeda dengan deodoran yang hanya menutupi bau, antiperspirant bekerja dengan cara menghambat kelenjar keringat yang menghasilkan keringat. Penggunaan antiperspirant secara teratur dapat membantu mengurangi keringat berlebih. Antiperspirant tersedia di apotek, toko kecantikan, maupun e-commerce, sehingga mudah untuk ditemukan.
Hiperhidrosis bisa menjadi kondisi yang sangat mengganggu, baik secara fisik maupun mental. Memahami gejala, penyebab, dan cara penanganannya dapat membantu penderita mengelola kondisi ini dengan lebih baik. Semoga informasi ini bermanfaat dalam memahami hiperhidrosis lebih dalam.