NGANJUK, tivi7news.com, – Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA) menyatakan bahwa pada Senin, 8 April 2024, sebagian wilayah Bumi akan mengalami gerhana Matahari total. Fenomena ini akan terjadi di sebagian Amerika Utara, sementara wilayah lain akan mengalami fase parisal atau fase sebagian. Gerhana ini diprediksi akan menciptakan kegelapan singkat selama beberapa detik hingga menit karena terjadi ketika Bulan baru berada tepat sejajar antara Bumi dan Matahari, menciptakan bayangan yang disebut umbra.
Durasi gerhana total akan bervariasi tergantung lokasi di dalam jalur totalitas. Menurut GreatAmericanEclipse.com, pengunjung tidak perlu berada di pusat jalur totalitas untuk mendapatkan pengalaman gerhana yang cukup, dengan 90 persen dari totalitas maksimum dapat diperoleh dengan menempuh 60 persen jarak dari tepi jalur ke pusat. Gerhana Matahari total tahun 2010 adalah yang terakhir kali totalitasnya melebihi empat menit, sedangkan yang terakhir terjadi di AS pada tahun 2017 dengan durasi maksimal 2 menit 42 detik.
Orang dianjurkan untuk berada di dalam jalur totalitas dengan langit cerah untuk pengalaman terbaik. Gerhana diharapkan dimulai pada pukul 6.24 pagi waktu setempat di selatan Pulau Starbuck di Samudra Pasifik pada 9 April (16.24 GMT 8 April) dan berakhir saat Matahari terbenam di Samudra Atlantik pada pukul 16.53 EDT (2053 GMT) pada 8 April. Gerhana tidak akan terlihat di Indonesia, baik dari zona panumbra ataupun umbra, karena terjadi saat tengah malam.