Ciri-ciri Wanita yang Rentan Mengalami Keguguran dan Faktor Risikonya

Ciri-ciri Wanita yang Rentan Mengalami Keguguran dan Faktor Risikonya. Foto: Tivi7news/ilustrasi.

Nganjuk, tivi7news.com- Keguguran adalah pengalaman yang menyakitkan dan menyedihkan bagi banyak wanita. Secara medis, keguguran didefinisikan sebagai hilangnya kehamilan secara spontan sebelum janin mencapai usia kehamilan 20 minggu. Ada banyak faktor yang dapat meningkatkan risiko seorang wanita mengalami keguguran, dan beberapa wanita mungkin lebih rentan terhadap kondisi ini. Berikut ini adalah beberapa ciri dan faktor yang membuat wanita lebih rentan mengalami keguguran.

1. Riwayat Keguguran Sebelumnya

Bacaan Lainnya

Wanita yang memiliki riwayat keguguran lebih dari satu kali cenderung lebih rentan mengalami keguguran di kehamilan berikutnya. Setiap keguguran meningkatkan risiko terjadinya keguguran berikutnya, terutama jika penyebabnya belum diketahui dan diobati. Hal ini sering kali dikaitkan dengan kondisi medis yang mendasari, seperti masalah hormon atau struktur rahim.

2. Usia di Atas 35 Tahun

Wanita yang berusia di atas 35 tahun memiliki risiko keguguran yang lebih tinggi dibandingkan dengan wanita yang lebih muda. Pada usia ini, kualitas sel telur cenderung menurun, sehingga kemungkinan terjadinya kelainan kromosom pada janin menjadi lebih tinggi. Kelainan kromosom adalah salah satu penyebab utama keguguran pada trimester pertama.

3. Masalah Hormon

Ketidakseimbangan hormon, seperti rendahnya kadar progesteron, dapat menyebabkan keguguran. Progesteron adalah hormon yang penting untuk mempersiapkan lapisan rahim agar embrio dapat berimplantasi dengan baik. Jika kadar hormon ini tidak mencukupi, kehamilan mungkin tidak bisa bertahan.

4. Kondisi Medis Tertentu

Wanita yang menderita kondisi medis tertentu lebih berisiko mengalami keguguran. Kondisi-kondisi ini termasuk diabetes yang tidak terkontrol, hipertensi (tekanan darah tinggi), gangguan tiroid, dan sindrom ovarium polikistik (PCOS). Kondisi autoimun seperti lupus juga dapat mempengaruhi kehamilan, karena tubuh wanita mungkin menyerang jaringan kehamilannya sendiri.

5. Gaya Hidup Tidak Sehat

Gaya hidup yang tidak sehat seperti merokok, konsumsi alkohol, atau penggunaan obat-obatan terlarang dapat meningkatkan risiko keguguran. Nikotin dalam rokok dapat mengurangi aliran darah ke rahim, yang dapat mengganggu perkembangan janin. Konsumsi alkohol juga dapat menyebabkan kerusakan pada janin dan meningkatkan risiko keguguran, terutama pada trimester pertama.

6. Kelebihan atau Kekurangan Berat Badan

Wanita yang memiliki berat badan berlebih (obesitas) atau terlalu kurus juga lebih berisiko mengalami keguguran. Obesitas dapat menyebabkan gangguan hormonal dan meningkatkan risiko komplikasi lain selama kehamilan. Sementara itu, wanita dengan indeks massa tubuh yang terlalu rendah mungkin mengalami kekurangan nutrisi yang diperlukan untuk mendukung kehamilan yang sehat.

7. Kelainan pada Struktur Rahim

Ciri lain yang dapat meningkatkan risiko keguguran adalah kelainan pada struktur rahim. Beberapa wanita memiliki rahim yang berbentuk tidak normal atau adanya sekat di dalam rahim yang dapat menghalangi implantasi janin atau mengganggu pertumbuhannya. Polip atau fibroid rahim juga dapat menjadi penghalang, terutama jika ukurannya cukup besar.

8. Paparan Lingkungan Berbahaya

Paparan bahan kimia berbahaya atau radiasi juga dapat meningkatkan risiko keguguran. Wanita yang bekerja di lingkungan dengan paparan pestisida, logam berat, atau radiasi yang berlebihan berisiko lebih tinggi. Oleh karena itu, penting untuk menjaga lingkungan kerja dan rumah yang aman selama kehamilan.

9. Infeksi

Infeksi tertentu dapat menyebabkan keguguran, seperti infeksi TORCH (Toxoplasmosis, Other infections, Rubella, Cytomegalovirus, Herpes). Infeksi menular seksual seperti sifilis dan klamidia juga dapat meningkatkan risiko keguguran. Oleh karena itu, menjaga kebersihan diri dan berkonsultasi dengan dokter untuk deteksi dini infeksi sangat penting.

10. Faktor Genetik

Kelainan genetik yang diwariskan dari salah satu atau kedua orang tua dapat mempengaruhi perkembangan janin dan menyebabkan keguguran. Kadang-kadang, janin mengalami kelainan kromosom yang tidak kompatibel dengan kehidupan, yang menyebabkan keguguran spontan.

Meskipun beberapa faktor di atas dapat membuat seorang wanita lebih rentan mengalami keguguran, penting untuk diingat bahwa setiap kehamilan berbeda. Tidak semua wanita yang memiliki salah satu atau lebih dari faktor risiko ini akan mengalami keguguran. Konsultasi rutin dengan dokter, menjaga kesehatan, dan menghindari faktor-faktor risiko dapat membantu meningkatkan peluang kehamilan yang sehat.

Pos terkait