NGANJUK, tivi7news.com, – Tradisi Munggahan adalah salah satu ritual tradisional Jawa yang dilakukan sebagai ungkapan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkah rezeki yang diberikan. Ritual ini biasanya dilakukan oleh masyarakat Jawa menjelang bulan Ramadhan atau saat bulan Syawal sebagai persiapan menyambut Hari Raya Idul Fitri. Munggahan sendiri berasal dari kata “nggah” yang berarti berkumpul atau bertemu, sehingga Munggahan juga diartikan sebagai pertemuan yang dilakukan dalam rangka berbagi rezeki.
Selama acara Munggahan, tuan rumah akan mengundang tetangga, kerabat, dan teman-teman dekatnya untuk berkumpul di rumahnya. Ritual ini biasanya dilakukan di malam hari, setelah waktu Maghrib atau sebelum makan sahur. Pada saat acara Munggahan, tuan rumah akan menyediakan hidangan berupa makanan dan minuman untuk para tamu yang datang.
Ada beberapa makanan khas yang biasanya disajikan dalam acara Munggahan, di antaranya adalah:
1.Nasi Tumpeng
Nasi kuning yang disajikan dalam bentuk kerucut sebagai simbol keberkahan dan kemakmuran.
2.Liwetan
Hidangan nasi liwet yang dihidangkan bersama lauk-pauk seperti ayam goreng, sambal, ikan bakar, sayur lodeh, dan tempe goreng.
3.Kue Tradisional
Berbagai macam kue tradisional Jawa seperti kue cucur, kue putu, kue lupis, atau kue lapis.
4.Buah-buahan
Potongan buah segar sebagai pelengkap hidangan.
Selain hidangan tersebut, ada juga sesajen atau persembahan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang disiapkan dalam bentuk sesuai dengan kepercayaan dan tradisi masing-masing keluarga. Setelah semua tamu selesai makan, biasanya dilakukan doa bersama sebagai ungkapan rasa syukur atas rezeki yang diberikan serta permohonan maaf jika ada kesalahan yang terjadi antara sesama.
Tradisi Munggahan memiliki makna yang mendalam dalam kehidupan masyarakat Jawa, tidak hanya sebagai sarana untuk berkumpul dan berbagi rezeki, tetapi juga sebagai wujud rasa syukur atas berkah yang diberikan oleh Tuhan. Melalui tradisi ini, terjalinlah kebersamaan, solidaritas, dan rasa kekeluargaan yang sangat dijunjung tinggi dalam budaya Jawa.