Keindahan dan Sejarah Gentong Majapahit di Jombang yang Masih Lestari Hingga Kini

Keindahan dan Sejarah Gentong Majapahit di Jombang.Foto:tivi7news.com/ilustrasi

Jombang, tivi7news.com– Pembuatan Gentong di Dusun Sanan Wetan, Mojotrisno, Jombang, Jawa Timur, sebuah warisan budaya Majapahit yang masih lestari hingga saat ini.

 

Dusun Sanan Wetan di Mojotrisno, Jombang, Jawa Timur, menjadi saksi bisu dari keahlian yang terpelihara dengan baik, yakni pembuatan gentong. Di sini, seorang ahli gentong, Tiamun (75), mengubah tanah liat menjadi karya seni indah dengan motif khas Majapahit. Karya-karya ini tidak hanya memancarkan keindahan visual yang tinggi, tetapi juga mengandung makna sejarah yang dalam.

 

Ketika kami menemuinya di rumahnya, Tiamun tengah asyik mengerjakan gentong. Tanah liat melekat pada tangannya yang terampil. Dalam sekejap, gentong berukuran sedang dengan motif khas Majapahit berhasil diselesaikannya.

 

Tiamun telah mengabdikan dirinya pada seni pembuatan Gentong Majapahit ini sejak tahun 1978. Sejak itu, hidupnya sepenuhnya diabdikan untuk melestarikan seni tersebut.

 

Proses pembuatan gentong ini pun menarik perhatian. Dimulai dari pemilihan tanah liat yang tepat, kemudian dibentuk dengan tangan terampil tanpa bantuan peralatan modern.

 

“Setelah dibentuk, gentong dikeringkan di bawah sinar matahari, sebelum dibakar dalam bara api selama 3-4 jam. Pembakaran harus dilakukan tanpa asap agar gentong memiliki warna khas cokelat kemerahan,” jelasnya. Kerajinan tangan Tiamun tidak hanya diminati di dalam negeri, namun juga pernah menembus pasar luar negeri, seperti Amerika dan Australia. Puncak permintaan gentong Majapahit dari luar negeri terjadi pada tahun 1998.

 

Namun saat ini, Tiamun hanya melayani pesanan dari pasar lokal karena keterbatasan jumlah perajin. Harga Gentong Majapahit buatan Tiamun terjangkau, mulai dari Rp 500.000 untuk gentong berukuran 50 cm hingga Rp 2.000.000 untuk gentong berukuran satu meter.

 

“Proses pembuatan gentong berukuran satu meter dapat memakan waktu hingga 10 hari, belum termasuk waktu pembakaran,” tambahnya.Pantura. Namun, arus lalu lintas di timur masih cukup lancar, sehingga kami yakin dapat mengelola penerapan sistem satu arah dengan baik,” paparnya.

 

“Kami juga mengamati beberapa kendaraan angkutan barang yang masih beroperasi meskipun sudah dilarang. Kami telah mengambil tindakan dengan mengarahkan mereka ke kantong parkir yang telah disiapkan, dan mereka tidak diperbolehkan beroperasi hingga tanggal 16,” pungkasnya.

Pos terkait